Pertumbuhan kekayaan sering kali dibatasi oleh batasan pemahaman individu. Beberapa hari yang lalu, saat makan malam dengan tetangga, dia berbagi pengalaman menarik. Dia pernah menginvestasikan lebih dari sepuluh ribu yuan untuk membeli beberapa koleksi boneka desainer, dan sekarang kapitalisasi pasar-nya telah berlipat ganda menjadi dua hingga tiga puluh ribu. Meskipun teman-teman di sekitarnya menyarankan dia untuk menjualnya dengan harga tinggi dan mendapatkan keuntungan, dia menyatakan bahwa pembelian awalnya murni untuk kepuasan emosional yang dihasilkan dari hobi, dan tidak berniat untuk menjual.
Ini membuat saya berpikir: para investor yang tidak dapat merasakan nilai emosional ini, kemungkinan besar tidak akan memilih jenis koleksi ini sebagai objek investasi sejak awal. Sementara itu, kolektor yang dapat merasakan nilai emosional sering kali sulit untuk menilai secara objektif seberapa tinggi harga yang dapat dicapai oleh barang-barang ini.
Nilai tambah emosional ini pada dasarnya sulit untuk diukur - Berapa lama ia dapat bertahan? Pada tingkat apa penilaian akhir dapat tercapai? Pertanyaan-pertanyaan ini tampaknya tidak memiliki jawaban yang pasti. Interaksi antara investasi dan emosi membuat penilaian nilai menjadi lebih kompleks dan personal.
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
12 Suka
Hadiah
12
7
Bagikan
Komentar
0/400
StableGenius
· 16jam yang lalu
Nilai emosional menutupi keuntungan rasional.
Balas0
DeFiDoctor
· 16jam yang lalu
Perlu melakukan likuidasi keuntungan secara objektif
Pertumbuhan kekayaan sering kali dibatasi oleh batasan pemahaman individu. Beberapa hari yang lalu, saat makan malam dengan tetangga, dia berbagi pengalaman menarik. Dia pernah menginvestasikan lebih dari sepuluh ribu yuan untuk membeli beberapa koleksi boneka desainer, dan sekarang kapitalisasi pasar-nya telah berlipat ganda menjadi dua hingga tiga puluh ribu. Meskipun teman-teman di sekitarnya menyarankan dia untuk menjualnya dengan harga tinggi dan mendapatkan keuntungan, dia menyatakan bahwa pembelian awalnya murni untuk kepuasan emosional yang dihasilkan dari hobi, dan tidak berniat untuk menjual.
Ini membuat saya berpikir: para investor yang tidak dapat merasakan nilai emosional ini, kemungkinan besar tidak akan memilih jenis koleksi ini sebagai objek investasi sejak awal. Sementara itu, kolektor yang dapat merasakan nilai emosional sering kali sulit untuk menilai secara objektif seberapa tinggi harga yang dapat dicapai oleh barang-barang ini.
Nilai tambah emosional ini pada dasarnya sulit untuk diukur - Berapa lama ia dapat bertahan? Pada tingkat apa penilaian akhir dapat tercapai? Pertanyaan-pertanyaan ini tampaknya tidak memiliki jawaban yang pasti. Interaksi antara investasi dan emosi membuat penilaian nilai menjadi lebih kompleks dan personal.