Dalam pola pasar keuangan saat ini, dana institusi mendominasi secara mutlak, dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 80%. Sebaliknya, investor individu hanya menyumbang kurang dari 20% pangsa pasar. Perbedaan struktural ini secara langsung mempengaruhi pergerakan pasar jangka pendek dan jangka panjang.
Investor individu biasanya hanya dapat memiliki dampak terbatas pada fluktuasi pasar jangka pendek, sementara tren pasar jangka panjang sepenuhnya didominasi oleh dana besar. Penyebab mendasar dari fenomena ini adalah perbedaan signifikan dalam filosofi investasi dan kemampuan antara investor individu dan investor institusi.
Sebagian besar investor ritel kurang memiliki kesabaran untuk berinvestasi dalam jangka panjang dan jarang mempertimbangkan investasi dalam unit tahun. Yang lebih penting, mereka biasanya tidak memiliki kemampuan dan sumber daya untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek. Sebaliknya, investor institusi tidak hanya memiliki kemampuan untuk berinvestasi dalam jangka panjang, tetapi juga dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan pembangunan proyek.
Fenomena lain yang patut dicatat adalah ciri psikologis yang umum terjadi pada investor ritel. Mereka sering kali mudah dipengaruhi oleh fluktuasi pasar jangka pendek, membabi buta membeli saat harga naik, dan melakukan penjualan panik saat harga turun. Pola perilaku 'membeli saat harga naik dan menjual saat harga turun' ini sering kali menyebabkan kegagalan investasi.
Strategi investasi yang benar-benar berhasil seharusnya dilakukan pada saat pasar dalam kondisi lesu. Namun, sebagian besar investor ritel sering kali mengabaikan hal ini dan gagal melihat peluang investasi potensial di pasar beruang.
Untuk sukses di pasar finansial, investor perlu mengembangkan perspektif investasi jangka panjang, belajar mengendalikan emosi mereka, dan memiliki kemampuan berpikir terbalik. Hanya dengan cara ini, mereka dapat menemukan pijakan mereka di pasar yang didominasi oleh institusi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
4
Bagikan
Komentar
0/400
bridge_anxiety
· 3jam yang lalu
Apa investor ritel apa Investor Luas, tetap saja tidak terhindar dari Kupon Klip.
Lihat AsliBalas0
ConsensusDissenter
· 3jam yang lalu
Investor ritel adalah suckers yang mengirimkan uang kepada institusi.
Dalam pola pasar keuangan saat ini, dana institusi mendominasi secara mutlak, dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 80%. Sebaliknya, investor individu hanya menyumbang kurang dari 20% pangsa pasar. Perbedaan struktural ini secara langsung mempengaruhi pergerakan pasar jangka pendek dan jangka panjang.
Investor individu biasanya hanya dapat memiliki dampak terbatas pada fluktuasi pasar jangka pendek, sementara tren pasar jangka panjang sepenuhnya didominasi oleh dana besar. Penyebab mendasar dari fenomena ini adalah perbedaan signifikan dalam filosofi investasi dan kemampuan antara investor individu dan investor institusi.
Sebagian besar investor ritel kurang memiliki kesabaran untuk berinvestasi dalam jangka panjang dan jarang mempertimbangkan investasi dalam unit tahun. Yang lebih penting, mereka biasanya tidak memiliki kemampuan dan sumber daya untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek. Sebaliknya, investor institusi tidak hanya memiliki kemampuan untuk berinvestasi dalam jangka panjang, tetapi juga dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan pembangunan proyek.
Fenomena lain yang patut dicatat adalah ciri psikologis yang umum terjadi pada investor ritel. Mereka sering kali mudah dipengaruhi oleh fluktuasi pasar jangka pendek, membabi buta membeli saat harga naik, dan melakukan penjualan panik saat harga turun. Pola perilaku 'membeli saat harga naik dan menjual saat harga turun' ini sering kali menyebabkan kegagalan investasi.
Strategi investasi yang benar-benar berhasil seharusnya dilakukan pada saat pasar dalam kondisi lesu. Namun, sebagian besar investor ritel sering kali mengabaikan hal ini dan gagal melihat peluang investasi potensial di pasar beruang.
Untuk sukses di pasar finansial, investor perlu mengembangkan perspektif investasi jangka panjang, belajar mengendalikan emosi mereka, dan memiliki kemampuan berpikir terbalik. Hanya dengan cara ini, mereka dapat menemukan pijakan mereka di pasar yang didominasi oleh institusi.