Situasi di Timur Tengah yang tidak stabil saat ini menyebabkan harga minyak internasional menunjukkan tren kenaikan, namun yang menarik adalah pasar keuangan tetap optimis terhadap ekspektasi pemulihan kebijakan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September, dengan probabilitas masih sekitar 55%.
Fenomena ini menunjukkan bahwa para investor umumnya percaya bahwa sebelum melihat data indeks harga konsumen (CPI) yang memang terpengaruh secara signifikan, kenaikan harga minyak yang disebabkan oleh krisis politik saat ini di kawasan Timur Tengah mungkin tidak memiliki keberlanjutan jangka panjang.
Dengan kata lain, pasar keuangan tampaknya menilai bahwa dampak nyata fluktuasi harga minyak terhadap inflasi tidak akan terlihat secara signifikan sebelum bulan September. Penilaian ini mungkin akan mempengaruhi strategi investasi dan arah kebijakan ekonomi di bulan-bulan mendatang.
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
14 Suka
Hadiah
14
7
Bagikan
Komentar
0/400
MoneyBurner
· 8jam yang lalu
Harga minyak btd sudah selesai, semuanya adalah kesempatan untuk go long.
Balas0
NullWhisperer
· 8jam yang lalu
hmm... pasar berperilaku seperti kontrak pintar yang rusak saat ini. secara teoritis ada celah yang dapat dieksploitasi di sini.
Balas0
AirdropHunterZhang
· 8jam yang lalu
Ada jaminan CPI, jadi semuanya beres.
Balas0
LiquidationWatcher
· 8jam yang lalu
pasar terlalu optimis menurut saya... ingat lonjakan minyak 2008?
Balas0
MoneyBurnerSociety
· 8jam yang lalu
Kapan saya bisa tidak menjadi Indikator Reverse? Saya terjebak shorting minyak selama tujuh hari.
Balas0
LiquidityWizard
· 8jam yang lalu
secara statistik, 55% ini murni copium jujur saja
Balas0
TokenGuru
· 8jam yang lalu
market maker jelas masih play people for suckers, teman-teman jangan sentuh kontrak hidup dan mati
Situasi di Timur Tengah yang tidak stabil saat ini menyebabkan harga minyak internasional menunjukkan tren kenaikan, namun yang menarik adalah pasar keuangan tetap optimis terhadap ekspektasi pemulihan kebijakan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September, dengan probabilitas masih sekitar 55%.
Fenomena ini menunjukkan bahwa para investor umumnya percaya bahwa sebelum melihat data indeks harga konsumen (CPI) yang memang terpengaruh secara signifikan, kenaikan harga minyak yang disebabkan oleh krisis politik saat ini di kawasan Timur Tengah mungkin tidak memiliki keberlanjutan jangka panjang.
Dengan kata lain, pasar keuangan tampaknya menilai bahwa dampak nyata fluktuasi harga minyak terhadap inflasi tidak akan terlihat secara signifikan sebelum bulan September. Penilaian ini mungkin akan mempengaruhi strategi investasi dan arah kebijakan ekonomi di bulan-bulan mendatang.