Saat membuka pintu rumah, di dalam hanya terdengar suara desiran halaman buku. Ibu duduk di tepi tempat tidur, rambut peraknya berkilau lembut di bawah cahaya yang menyinari jendela.
"Nenek!" Saya memanggil dengan pelan. Ibu tiba-tiba mengangkat kepalanya, mata keruhnya seketika terang, dia tertawa dan bertepuk tangan seperti anak kecil: Keranjang mie pedas sudah datang! Detik berikutnya, saya langsung dibungkus dalam pelukan hangat ibu saya. Dia menepuk punggung saya, dengan panggilan lembut yang seolah ingin meng补 kembali perpisahan selama lebih dari sebulan. "Buku apa yang kamu baca sampai begitu terpesona?" saya bertanya sambil tersenyum. Ibu baru saja melepaskan saya, matanya masih enggan berpaling dari saya, segera menyerahkan buku itu ke depan saya. "Bukankah ini semua tulisanmu!" Jari-jarinya dengan lembut menyentuh sampul "Kisah Nostalgia dari Kampung Halaman", sudut mata dan alisnya penuh dengan kebanggaan, "Di dalamnya ada saya yang muda, serta cerita tentang pembangunan rumah kita..." Melihat cahaya yang berkilau di mata ibuku, aku tiba-tiba mengerti, bahwa buku-buku yang kutulis sendiri ini sudah melampaui sekadar kata-kata. Mereka adalah wadah waktu, teman yang melintasi jarak, membawa kerinduanku kepada ibuku, dan mengisi tahun-tahun sepinya saat menunggu. #Gateio母亲节献礼#
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Saat membuka pintu rumah, di dalam hanya terdengar suara desiran halaman buku. Ibu duduk di tepi tempat tidur, rambut peraknya berkilau lembut di bawah cahaya yang menyinari jendela.
"Nenek!" Saya memanggil dengan pelan. Ibu tiba-tiba mengangkat kepalanya, mata keruhnya seketika terang, dia tertawa dan bertepuk tangan seperti anak kecil: Keranjang mie pedas sudah datang!
Detik berikutnya, saya langsung dibungkus dalam pelukan hangat ibu saya. Dia menepuk punggung saya, dengan panggilan lembut yang seolah ingin meng补 kembali perpisahan selama lebih dari sebulan.
"Buku apa yang kamu baca sampai begitu terpesona?" saya bertanya sambil tersenyum. Ibu baru saja melepaskan saya, matanya masih enggan berpaling dari saya, segera menyerahkan buku itu ke depan saya. "Bukankah ini semua tulisanmu!" Jari-jarinya dengan lembut menyentuh sampul "Kisah Nostalgia dari Kampung Halaman", sudut mata dan alisnya penuh dengan kebanggaan, "Di dalamnya ada saya yang muda, serta cerita tentang pembangunan rumah kita..."
Melihat cahaya yang berkilau di mata ibuku, aku tiba-tiba mengerti, bahwa buku-buku yang kutulis sendiri ini sudah melampaui sekadar kata-kata. Mereka adalah wadah waktu, teman yang melintasi jarak, membawa kerinduanku kepada ibuku, dan mengisi tahun-tahun sepinya saat menunggu.
#Gateio母亲节献礼#