Seorang mantan pengacara Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah mengungkapkan tentang penolakan terbaru terhadap penyelesaian yang diusulkan antara Ripple dan SEC dalam gugatan XRP yang sedang berlangsung. Menurut ahli hukum tersebut, keputusan Hakim Analisa Torres untuk menolak permohonan bersama melampaui sekadar "kesalahan prosedural," menunjukkan adanya masalah substantif yang lebih dalam yang kemungkinan akan menunda keputusan baru.
Hambatan Prosedural atau Masalah yang Lebih Dalam?
Bulan lalu, Hakim Torres menolak permohonan bersama dari Ripple dan SEC untuk menyelesaikan penyelesaian yang diusulkan yang akan mengurangi penalti Ripple dan mencabut perintah injunksi sebelumnya. Sementara pengadilan mengutip "ketidakwajaran prosedural," seorang mantan pengacara SEC, Marc Fagel, menyarankan bahwa masalahnya lebih dalam. Ia mencatat di X (yang sebelumnya Twitter) bahwa ini bukan hanya "ketidakakuratan prosedural," tetapi "masalah substantif yang signifikan" dengan pendekatan mereka. Hakim Torres secara efektif mengkomunikasikan bahwa kedua belah pihak perlu memenuhi "standar yang jauh lebih tinggi" untuk membenarkan perubahan keputusan akhir dalam kasus penting ini.
Implikasi untuk Ripple dan XRP
Sebagai akibat langsung dari penolakan ini, denda asli Ripple sebesar $125 juta tetap berlaku, dan injunksi yang ada terhadap penjualan XRP tertentu oleh Ripple tetap aktif. Ini berarti kasus SEC terhadap Ripple secara teknis tetap terbuka, menantang kedua belah pihak untuk menyajikan argumen hukum yang lebih meyakinkan jika mereka ingin mengubah putusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sikap hakim menunjukkan ketidakbersediaan untuk sekadar "menyetuju" setiap kesepakatan tanpa justifikasi hukum yang menyeluruh, menekankan peran pengadilan dalam menginterpretasikan hukum sekuritas untuk crypto.
Jalan ke Depan untuk Gugatan
Perjuangan hukum yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini terus menjadi saga yang diperhatikan dengan seksama di dunia kripto. Baik Ripple maupun SEC tampaknya ingin menyelesaikan masalah ini, tetapi keputusan terbaru Hakim Torres menekankan bahwa jalan menuju resolusi akhir memerlukan kepatuhan yang ketat terhadap standar hukum dan argumen yang kuat serta didukung dengan baik untuk setiap modifikasi terhadap putusan sebelumnya. Komunitas kripto kini menunggu bagaimana kedua pihak akan menangani permintaan peningkatan untuk justifikasi dalam pengajuan mereka di masa depan.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Mantan Pengacara SEC: Hakim Torres Tidak Mungkin Mengeluarkan Putusan XRP Baru Dalam Waktu Dekat
Seorang mantan pengacara Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah mengungkapkan tentang penolakan terbaru terhadap penyelesaian yang diusulkan antara Ripple dan SEC dalam gugatan XRP yang sedang berlangsung. Menurut ahli hukum tersebut, keputusan Hakim Analisa Torres untuk menolak permohonan bersama melampaui sekadar "kesalahan prosedural," menunjukkan adanya masalah substantif yang lebih dalam yang kemungkinan akan menunda keputusan baru.
Hambatan Prosedural atau Masalah yang Lebih Dalam?
Bulan lalu, Hakim Torres menolak permohonan bersama dari Ripple dan SEC untuk menyelesaikan penyelesaian yang diusulkan yang akan mengurangi penalti Ripple dan mencabut perintah injunksi sebelumnya. Sementara pengadilan mengutip "ketidakwajaran prosedural," seorang mantan pengacara SEC, Marc Fagel, menyarankan bahwa masalahnya lebih dalam. Ia mencatat di X (yang sebelumnya Twitter) bahwa ini bukan hanya "ketidakakuratan prosedural," tetapi "masalah substantif yang signifikan" dengan pendekatan mereka. Hakim Torres secara efektif mengkomunikasikan bahwa kedua belah pihak perlu memenuhi "standar yang jauh lebih tinggi" untuk membenarkan perubahan keputusan akhir dalam kasus penting ini.
Implikasi untuk Ripple dan XRP
Sebagai akibat langsung dari penolakan ini, denda asli Ripple sebesar $125 juta tetap berlaku, dan injunksi yang ada terhadap penjualan XRP tertentu oleh Ripple tetap aktif. Ini berarti kasus SEC terhadap Ripple secara teknis tetap terbuka, menantang kedua belah pihak untuk menyajikan argumen hukum yang lebih meyakinkan jika mereka ingin mengubah putusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sikap hakim menunjukkan ketidakbersediaan untuk sekadar "menyetuju" setiap kesepakatan tanpa justifikasi hukum yang menyeluruh, menekankan peran pengadilan dalam menginterpretasikan hukum sekuritas untuk crypto.
Jalan ke Depan untuk Gugatan
Perjuangan hukum yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini terus menjadi saga yang diperhatikan dengan seksama di dunia kripto. Baik Ripple maupun SEC tampaknya ingin menyelesaikan masalah ini, tetapi keputusan terbaru Hakim Torres menekankan bahwa jalan menuju resolusi akhir memerlukan kepatuhan yang ketat terhadap standar hukum dan argumen yang kuat serta didukung dengan baik untuk setiap modifikasi terhadap putusan sebelumnya. Komunitas kripto kini menunggu bagaimana kedua pihak akan menangani permintaan peningkatan untuk justifikasi dalam pengajuan mereka di masa depan.